Selasa, 08 Oktober 2013

OBAT DALAM OLAHRAGA



OBAT DALAM OLAHRAGA
Oleh. Aris priyanto
Pemerintah dalam usahanya memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat tampaknya pada tahun-tahun belakangan ini kelihatan sekali hasilnya. Di lapangan-lapangan maupun di jalan-jalan setiap pagi hari terutama hari minggu dan juga pada sore hari terlihat banyak orang yang berlari-lari, berjalan jalan, senam dan sebagainya. Hal itu dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, untuk mengurangi angka kesakitan dan untuk meningkatkan kualitas hidup. Menang sudah banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa olahraga yang dilakukan secara teratur dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi penyakit. Jadi salah satu alasan berolahraga adalah meningkatkan kesehatan dan dengan demikian meningkatkan kualitas hidup. Biasanya olahraga sekaligus dikatikan dengan relaksasi dan rekreasi dalarn berbagai bentuk permainan, seperti sepakbola, tenis, bulu tangkis, tenis meja dan sebagainya.
Permainan olahraga yang tadinya digunakan untuk rekreasi, dewasa ini banyak berubah karena sifat manusia yang kompetitif dan agresif. Jadi segi lain berolahraga sekarang ini dikaitkan dengan prestasi dan prestise individu, perkumpulan ataupun negara. Dalam pertandingan internasional, seperti Olimpiade dan berbagai pertandingan dalam kejuaraan dunia lainnya. Maka jumlah medali emas yang dikumpulkan oleh olahragawan suatu negara sangat menentukan prestasi negara tersebut. Dan olahraga juga merupakan alat politik.
Akibat dari semua hal tersebut di atas dapat dikatakan bahwa umumnya negara-negara di dunia menaruh minat besar pada peningkatan pretasi olahragawannya. Untuk ini, maka di berbagai negara telah didirikan pusat penelitian olahraga. Dan para ilmuwan melakukan penelitian dasar dan terapan untuk mempelajari faktor-faktor yang dapat meningkatkan prestasi olahragawan. Di bidang industri juga tidak ketinggalan dan menciptakan berbagai peralatan untuk melatih secara lebih efisien otot-otot tertentu sehingga prestasi para olahragawan terus meningkat.
Dalam usaha meningkatkan prestasi ini, selain peningkatan pemberian zat-zat bergizi dan vitamin­-vitamin, juga telah dipergunakan berbagai obat. Obat adalah zat yang terutama dipakai untuk mendiagnosis, mencegah dan menyembuhkan secara kasual atau secara simptomatis berbagai macam penyakit. Adapun aspek lain penggunaan obat, ialah untuk meningkatkan kemampuan mental dan fisik olahragawan.
Sejak dahulu kala olahragawan yang mengejar prestasi telah berusaha untuk menggunakan berbagai ramuan untuk meningkatkan prestasinnya. Pada abad ketiga sebelum Masehi, olahragawan Yunani memakan jamur untuk meningkatkan prestasi mereka. Kemudian pada abad ke-19 olahragawan berbagai negara telah berusaha meningkatkan prestasi mereka dengan menggunakan kafein, strikhnin, alkohol, nitrogliserin, ether dan bahkan opium. Manfaat yang mereka harapkan dengan minum obat tersebut adalah peningkatan kekuatan fisik, penurunan kecepatan rasa lebih dan penambahan daya tahan, pencegahan rasa cemas yang dapat mengganggu tidur dan prestasi, peningkatan daya konsentrasi, dan peningkatan sikap agresif dalam kompetisi. Tetapi sejak dahulu penggunaan zat kimia untuk meningkatkan prestasi dianggap tidak etis. Walaupun telah dibuat berbagai peraturan keras dan pemeriksaan laboratorium yang ketat untuk mencegah penggunaan obat dalam olahraga, tetapi penyalahgunaan obat dalam olahraga tidak dapat dicegah seratus persen.
Karena pengunaan obat dalam olahraga dilarang, maka penelitian-penelitian mengenai pengaruh obat terhadap prestasi berbagai cabang olahraga jarang ditemukan dalam kepustakaan. Penelitian-­penelitian yang dilakukan pada umumnya mempunyai rancangan percobaan yang kurang cermat, sehingga kebenaran hasilnya diragukan.
Dewasa ini obat yang paling sering dipakai oleh para olahragawan dapat disebutkan dalam uraian berikut:
1. Pengertian Obat Dalam Olahraga
Olahraga selain untuk meningkatkan kesehatan, dewasa ini banyak dipergunakan untuk meningkatkan prestise suatu negara. Dalam usaha supaya prestasi para olahragawan terus meningkat, maka selain latihan yang berat dan teratur, serta suapan makanan yang bergizi, juga kadang-kadang terjadi penyalahgunaan obat oleh para olahragawan.
Adapun obat-obat yang sering dipakai adalah sebagai berikut :
a. Obat perangsang susunan sarat pusat.
b. Obat steroid androgen anabolik.
c. Obat penenang.
d. Obat analgetik.
e.  Obat beta-blocker.
f.  Vitamin dan mineral.
g. Doping.
Kemudian yang dimaksud dengan pengertian obat dalam olahraga adalah pemberian kepada, atau pemakaian oleh seorang olahragawan yang bertanding, suatu zat asing atau zat fisiologis dengan jumlah yang tidak wajar dengan jalan atau cara apapun, dengan tujuan khusus untuk meningkatkan kemampuan seorang olahragawan secara tidak jujur, dalam pertandingan.
Jadi pemakaian obat untuk meningkatkan prestasi dalam olahraga merupakan hal yang tidak etis dan karena itu tidak dibenarkan.
Amfetamin dan obat-obat sejenis telah dibuktikan dapat meningkatkan prestasi. Hal ini mungkin disebabkan karena amfetamin meningkatkan motivasi, kewaspadaan (alertness) dan kecepatan koordinasi. Peranan steroid androgen anabolik dalam meningkatkan kekuatan dan besarnya otot masih kontroversial. Dari penelusuran kepustakaan, terdapat kecenderungan bahwa hormon steroid androgen anabolik tidak meningkatkan prestasi olahragawan terutama dalam cabang angkat besi, lempar lembing, berenang maupun cabang-cabang olahraga lainnya. Mengingat bahwa obat steroid androgen anabolik ini dapat menimbulkan kerusakan hati pada pemakai jangka lama dengan dosis tinggi, maka perlu dilakukan pendidikan terhadap para pelatih, olahragawan maupun masyarakat umum agar tidak memakai obat ini. Obat-obat lainnya seperti obat penenang, obat beta blocker, vitamin dan mineral kadang-kadang dipakai dalam keadaan-keadaan tertentu oleh para olahragawan tersebut. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan secara rinci hal-hal tersebut di atas.

2. Obat Perangsang Susunan Syaraf Pusat
Di antara berbagai obat perangsang, maka amfetamin dan metamfitamin yang paling banyak disalahgunakan. Obat ini dapat meningkatkan kecepatan dan daya tahan (endurance) tubuh.
Penelitian mengenai obat-obat yang dapat meningkatkan kemampuan fisik dan mental, yang sekaligus juga menambah daya tahan tubuh terhadap kelemahan mulai banyak menarik perhatian sejak perang dunia kedua. Obat semacam itu akan sangat bermanfaat untuk prajurit-prajurit di medan perang. Sebab dalam peperangan mereka membutuhkan obat yang dapat mengurangi rasa lelah, rasa ngantuk, menambah semangat dan keberanian serta kemampuan fisik dan mental. Jockey kuda, pegulat dan petinju juga telah memanfaatkan efek anoreksi obat ini untuk mengurangi berat badan mereka sebelum pertandingan. Karena efek bronkodelatasinya, maka obat-obat sejenis amfetamin seperti efedrin telah menarik minat perenang-perenang. Walaupun masih ada orang-orang yang meragukan efektivitas amfetamin, tetapi sebagian besar ilmuwan sekarang mengakui bahwa amfetamin memang dapat meningkatkan prestasi.
Penelitian sistematis dan ekstensif telah dilakukan dan dilaporkan pada tahun 1959 oleh seorang psikolog Smith dan seorang ahli anestesia farmakologi terutama Becher. Mereka telah diberi tugas oleh "Committe on Amphetamine Drugs and Athletes, American redical Association" untuk meneliti efek amfetamin terhadap prestasi olahragawan. Pada waktu itu rupanya masih banyak dipertanyakan mengenai peranan amfetamin terhadap prestasi olahragawan, sehingga perlu sekali dijawab dengan penelitian ilmiah. Hasil penelitian mereka pada tiga kelompok olahragawan yang terlatih, yaitu perenang, pelari dan pelempar lembing, menunjukkan perbaikan prestasi secara konsisten.
Smith dan Beccher dalam penelitian lain mengenai pengaruh amfetamin terhadap perasaan subjektif, melaporkan bahwa amfetamin menimbulkan rasa reoved-up; orang merasakan lebih energik, seperti kelebihan tenaga, dan menjadi lebih alert. Perubahan sikap mood ini merupakan faktor yang memperbaiki prestasi. Dalam penelitian ini jelas terbukti bahwa memang amfetamin dapat meningkatkan prestasi olahragawan. Tetapi karena yang dipertandingkan adalah kemampuan-kemampuan alamiah fisik, mental ketekunan, keuletan dan daya tahan tubuh para olahragawan, dan bukan kemampuan obat­obat terhadap prestasi olahragawan, maka penggunaan amfetamin dalam olahraga dilarang.
Selanjutnya perlu diuraikan, bagaimana tubuh beraksi terhadap amfetamin? yaitu sebagai berikut :
a. Perubahan pertimbangan.
Pemakai amfetamin hampir selalu beranggapan bahwa penampilannya lebih baik daripada yang sebenarnya. Mereka kehilangan kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cepat.
b. Peningkatan kerentanan terhadap cedera.
Karena amfetamin mengurangi kepekaan terhadap rasa sakit, para pemakai obat tersebut tidak mengacuhkan rasa sakit suatu sistem peringatan alamiah. Akibatnya sobek otot, kejang otot, dan keseleo. Banyak kematian karena sengatan panas disebabkan secara langsung oleh pemakaian amfetamin.
c. Waktu pemulihan lebih lama.
Pemain sepak bola yang memakai amfetamin masih tetap menderita pada hari selasa setelah suatu pertandingan yang diadakan pada hari sabtu.
Pelari jarak jauh yang menggunakan obat ini masih menderita nyeri otot sampai satu minggu setelah mengikuti pertandingan. Pada hal waktu pemulihan yang normal: Tiga hari.
d.  Gejala-gejala
Pemakai amfetamin menjadi gemetar seperti pecandu alkohol dan sering menderita sakit kepaladan gangguan lambung. Jantung mereka berdenyut lebih cepat dan kadang-kadang tidak teratur dan yang terakhir dapat menyebabkan kematian.
e.  Perubahan suasana hati.
Pemakaian amfetamin menjadi agresif bersikap bermusuhan dan hiperaktif ( = aktif berlebihan). Inilah sebabnya mengapa mereka disebut "berkualitas lebih tinggi". Bila efek obat hilang, timbul depresi.
f. Menimbulkan ketergantungan.
Amfetamin menimbulkan ketergantungan, tetapi bukan kecanduan. Bila seorang pemakai amfetamin menghentikan kebiasaannya, ia tidak dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya, tidak dapat bekerja, dan tidak dapat berhubungan dengan baik dengan orang lain. Jadi, pemakai amfetamin tersebut mempunyai kebutuhan psikologis untuk memakai obat ini lagi. Bila makin sering dipakai, efektivitas obat tersebut menjadi makin kecil. Oleh karena itu, ada kecenderungan kuat untuk mamakai obat ini secara terus-menerus dengan dosis yang makin lama makin besar. Dosis yang makin ditinggikan tersebut dapat menyebabkan efek sampingan yang lebih serius dan bahkan kematian.

3. Obat Steroid Androgen Anabolik
Dalam dunia olahraga pada umumnya kekuatan otot dan daya tahan badan (endurance) merupakan faktor penting untuk meningkatkan prestasi, misalnya dalam olahraga angkat besi, gulat, tinju, lari marathon dan lain-lain. Kedua faktor di atas dapat ditingkatkan dengan latihan-latihan teratur yang telah dikembangkan secara ilmiah untuk setiap jenis olahraga. Seperti diketahui anabolik steroid banyak dipakai oleh atlet angkat besi dan binaraga. Yang banyak dipakai adalah hormon pria sintesis, yaitu testosteron.
Testosteron dalam badan pada garis bersanya mempunyai dua khasiat, yaitu khasiat androgenik dan khasiat anabolik. Khasiat androgenik dari testosteron ialah peranannya pada pertumbuhan, pengembangan dan pemeliharaan jaringan reproduksi dan kejantanan pada pria. Sedangkan khasiat anabolik adalah menstimulir sintera protein dan pertumbuhan pada umumnya di dalam badan.
Dari khasiat anaboliknya ini para binaragawan dan atlet angkat besi memanfaatkannya. Derivat Testosteton yang dipakai oleh para atlet biasanya yang mempunyai khasiat lebih kearah anabolik dari pada ke androgenik. Dengan menggunakan anabolik steroid tadi diharapkan pertumbuhan pada umumnya menjadi lebih baik.
Kemudian ada suatu pertanyaan, apakah benar homon anabolik dapat meningkatkan prestasi para pemakainya? Pertanyaan ini perlu diteliti secara ilmiah, Ryan telah mempelajari semua penelitian sampai tahun 1977 mengenai hal ini dan hasilnya telah dilaporkan dan ia telah menemukan 25 laporan hasil penelitian; ruang lingkup atau peneliti itu ialah mengenai efek steroid androgen anabolik terhadap orang dewasa laki-laki, terhadap kekuatan fisik dan terhadap konsumsi oksigen maksimum (VOZmax).
Dari 25 laporan tersebut, 12 diantaranya ditemukan hasil yang positif, sedang 13 diantaranya ditemukan hasil yang negatif.
Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa walaupun hasil ke-25 penelitian kelihatannya kontroversial, tetapi dilihat dari kualitas kedua kelompok hasil penelitian. Ryan lebih condong menyimpulkan bahwa seroid androgen anabolik tidak meningkatkan kekuatan maupun besar otot pada olahragawan pria. Penambahan berat badan secara umum yag dilaporkan disebabkan karena retensi garam dan air oleh steroid androgen anabolik.
Pemberian hormon steroid ini pada pria dewasa menurunkan sekresi testosteron dan gonadofropin. Jumlah pesrma menurun rata-rata sampai 27% dari kontrol dan pada 3 orang terjadi azoospermia : Sperma yang motil menurun sampai 30% dan persentase sperma dengan kepala amorf meningkat saai 100%.
Perubahan fungsi hepar ditemukan pada 80%. Juga ditemukan cholestasis pada pemeriksaan histologis. Kasus kertama karsinoma kepatoseluler yang dihubungkan dengan penggunaan stereod androgen anabolik dilaporkan pada tahun 1965.
Mengingat efek samping bahaya kerusakan hepar (hati) dan kemungkinan timbulnya karsinoma hepatoseluler (kanker hati) yang fatal pada pemakaian jangka lama dalam dosis tinggi, maka perlu dilakukan pendidikan kepada para olahragawan, pelatih dan masyarakat umum untuk tidak memakai steroid androgen anabolik.
Selanjutnya di bawah ini akan diinformasikan pernyataan sikap dari American College of sports Medicine mengenai pemakaian Steroid Androgen Anabolik oleh para atlet. Berdasarkan penelitian yang luas pada kepustakaan dunia dan analisis yang teliti terhadap klaim yang mendukung dan menentang keefektifan steroid anabolik androgenik dalam meningkatkan prestasi fisik manusia, America College of Sports Medicine menyatakan sikapnya sebagai berikut:
a. Pemberian steroid anabolik androgenik pada orang sehat yang berumur di bawah 50 tahun dalam dosis terapi yang disetujui secara medis, seringkali tidak menimbulkan kemajuan yang berarti dalam kekuatan, daya tahan aerobik, massa otot tubuh, atau berat badan.
b. Tidak ada bukti ilmiah yang meyakinkan bahwa steroid anabolik androgenik dalam dosis yang sangat besar dapat membantu ataupun menganggu prestasi atletik.
c.  Pemakaian steroid anabolik androgesik oral (melalui mulut) (derivat testosteron dengan alkilasi pada Cl7) untuk waktu lama, telah menyebabkan penyakit hati pada beberapa orang. Beberapa kelainan ini agaknya reversibel (dapat pulih kembali) dengan menghentikan pemakaian obat tersebut, tetapi yang lainnya tidak.
d. Pemberian steroid anabolik androgenik pada pria dapat mengakibatkan pengurangan ukuran dan fungsi buah zakar dan menurunkan produksi sperma. Meskipun efek-efek ini agaknya masih reversibel pada pemakaian steroid dosis kecil untuk waktu singkat, reversibilitas efek dosis besar yang diberikan untuk waktu lama masih belum jelas.
e. Usaha yang serius dan terus-menerus harus dilakukan untuk mendidik para atlet pria dan wanita, pelatih, ahli pendidikan fisik, dokter dan masyarakat umum mengenai efek steroid anabolik androgesik yang tidak tetap dalam meningkatkan prestasi fisik manusia dan bahaya potensial pemakaian bentuk tertentu dan zat-zat ini, terutama dalam dosis besar, untuk waktu lama.
Berikut akan diuraikan efek samping steroid anabolik sebagai berikut, terutama efek terhadap tubuh :
a.  Kerusakan hati (hepatitis).
b. Dapat menyebabkan kanker hati.
c. Menyebabkan atrofi (mengecilnya ukuran) buah zakar.
d. Menyebabkan perdarahan dari saluran cerna.
e. Memperbesar kemungkinan terjadinya serangan jantung di kemudian hari.
f.  Dapat menyebabkan sterilisasi untuk sementara waktu. Hampir 100% pria yang menggunakan steroid anabolik selama lebih dari delapan minggu, mengalami penurunan jumlah sperma. Maskulinisasi wanita dengan merangsang pertumbuhan rambut pada muka, tungkai dan perut.
g. Menyebabkan atau memperbesar jerawat.
h. Membuat suara menjadi parau dan serak.
i.   Menghentikan pertumbuhan pada alet muda.

Gejala-gejalanya :
a.  Peningkatan atau penurunan gairah seksual.
b.  Pingsan dan pusing.
c.  Sakit kepala.
d.  Kelesuan.
e.  Agresif.

Hasil pemeriksaan laboratorium :
a. Meningkatkan kadar lemak di dalam aliran darah, memperbesar kemungkinan menderita serangan jantung.
b. Meningkatkan tekanan darah.
c.  Kadang- kadang menyebabkan fungsi hati menjadi tidak normal.
d. Menyebabkan peningkatan gula darah secara tidak normal.

4. Obat Penenang
Obat penenang kadang-kadang dipahami untuk mengatasi ketegangan supaya dapat tidur sebelum bertanding atau pertandingan. Dengan istirahat yang cukup maka prestasi dapat menjadi lebih baik. Sampai sekarang agaknya belum ditemukan laporan yang melarang permakaian obat penenang sebelum bertanding. Tentunya dalam hal ini perlu dipakai obat penenang yang efeknya singkat, sehingga tidak menjadikan penurunan prestasi karena masih merasa ngantuk dann lemas.

5. Obat Analgetika
Obat analgetika seperti salisilat dan anti radang non steroid/obat anti sematik kadang-kadang juga dipakai oleh para olahragawan dalam usaha mengurangi rasa nyeri otot atau sendi.
Dalam olahraga sepak bola atau olahraga lain di mana selama pertandingan dapat terjadi cedera karena tabrakan sering dipakai obat anestetik lokal dalam bentuk "spray" untuk secara cepat menghilangkan rasa nyeri.

6. Obat Beta-Blocker
Obat beta-blocker "Oxprenoiol" pernah dicoba efeknya terhadap susunan saraf pusat dan sistem kordiovaskuler pada olahraga menembak. Obat tersebut mengakibatkan tekanan darah dan denyut nadi tidak akan bertambah pada stress.
Hasil penelitian ANTAL & GOOD menunjukkan bahwa pemberian 40 - 80 mg oxprenolol sebelum pertandingan memperbaiki ketepatan menembak secara bermakna. Namun efek samping obat tersebut perlu dipertimbangkan masak-masak.

7. Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral merupakan bahan penting untuk mempertahankan fungsi metabolisme normal. Umumnya vitamin dan mineral tidak dibentuk di dalam badan sehingga harus didapat dari luar. Orang sehat yang makanannya bermutu baik, sudah mendapat vitamin dan mineral yang cukup.
Vitamin dan mineral sangat penting bagi penampilan dan bahkan bagi kehidupan para olahragawan. Karenanya, kekurangan vitamin dan mineral dapat mengganggu penampilan mereka. Vitamin dan mineral secara alamiah merupakan suatu substansi yang terdapat dalam makanan. Tetapi tidak jarang pula pada waktu makanan dimasak atau disimpan, vitamin tadi rusak atau hilang. Yang perlu ditekankan disini, agar atlet mendapat kekuatan dan energi yang diperlukan, dibutuhkan makanan yang optimal.
Di dalam badan, substansi-substansi ini tercampur satu sama lain dan bersama enzim-enzim di dalam badan mengalami proses biokemis untuk mengubah makanan menjadi bahan bakar. Maka untuk memperbaiki penampilan pada atlet, dibutuhkan kerjasama antara vitamin dan mineral tadi. Jadi tidak mungkin vitamin berkerja sendiri.
Di bawah ini akan diuraikan berbagai vitamin, sebagai berikut :
a.  Vitamin A
Sudah menjadi kenyataan bahwa protein sangat penting untuk membangun dan memperbaiki sel­sel, jaringan dan organ-organ dalam tubuh atlet. Vitamin A sangat penting artinya dalam proses mengabsorbsi protein.
Salah satu fungsi dari hati adalah menyusun asam amino, yang baru saja dicerna menjadi molekul­-molekul protein, untuk dikirimkan ke seluruh tubuh. Jika tubuh kekurangan VitaminA, ternyata proses ini akan terganggu, sehingga atlet berkurang kemampuannya untuk membangun dan memperbaiki jaringan. Termasuk dalam hal ini tulang, yang sangat besar artinya bagi atlet.

Vitamin A berasal dari 2 macam sumber yaitu :
1)    Dari sayur-sayuran dan buah-buahan yang hijau atau kuning, seperti misalnya: belewah, semangka, wortel, kangkung, bayam, buncis, dan lain-lainnya.
2)    Dari bahan makanan yang berasal dari binatang, seperti misalnya: telur, minyak ikan, jeroan.
Dari penelitian ternyata, jika kita makan protein banyak, lebih baik kita menambah pula makanan Vitamin A.
Ternyata kebutuhan akan Vitamin berbeda-beda untuk suatu kapasitas penampilan fisik tertentu. Vitamin A terbukti memegang peranan terhadap jaringan jaringan pengikat. Kekurangan Vitamin A dapat menyebabkan gangguan pada metabolisme hormon sex dan mempengaruhi atrofi (mengecilnya) kelenjar adrenal. Karena sangat pentingnya kelenjar adrenal ini, tentu saja kekurangan Vitamin A akan mempengaruhi penampilan yang maksimal, dan kebutuhan Vitamin A, ternyata akan naik sampai 2 kali dosis biasa, yaitu 3 - 4 mg/hari.
Di samping ituVitamin A mempunyai khasiat khusus pula terhadap epithelium yang berfungsi sebagai pelindung. Dengan demiki an, sudah tentu vitamin ini sangat penting bagi pembalap sepeda dan atlet dayung untuk mencegah terjadinya bisul-bisul kecil (ferumulosis) yang sering dialami olahragawan di kedua cabang ini. Namun pengaturan makanan yang normal tidak perlu dikhawarkan terjadinya kekurangan Vitamin A.
b. Vitamin B Kompleks
Kelompok vitamin ini sangat penting artinya, berguna untuk memelihara fungsi saraf yang normal dan penting pula untuk mengubah makanan menjadi energi di dalam tubuh.
Dari hasil penelitian ternyata, kebutuhan akan Vitamin B Kompleks akan naik jika kita melakukan latihan olahraga yang keras. Semakin banyak latihan-latihan yang dilakukan dan cedera-cedera yang didapat, makin banyak pula kebutuhan akan Vitamin B Kompleks.
Penampilan fisik jelas akan menurun pada orang-orang yang mengeluarkan banyak energi, seperti misalnya berolahraga. Padahal pemasukan Vitamin B Kompleks hanya sedikit caja.
Vitamin Bl (Thiamine)
Vitamin ini sangat bermanfaat bagi proses oksidasi dalam sel di mana gula diubah menjadi energi. Dari penelitian-penelitian ternyata, thiamine sangat penting artinya dalam pemberian energi pada otot­otot jantung. Semakin banyak kita makan karbohidrat, semakin banyak pula thiamine yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Sumber Vitamin B1 misalnya: padi-padian dan sayuran.
Vitamin B2 (Riboflavin)
Bila Vitamin Bl bermanfaat untuk menggarap karbohidrat, maka Vitamin B2 terlibat pada proses mengubah lemak menjadi energi dan protein menjadi sel-sel pertumbuhan. Jaringan yang rusak dan jaringan yang baru, keduanya memerlukan riboflavin yang cukup untuk pembentukan dan perbaikan. Antibiotik dan alkohol merupakan perusak riboflavin. Sumber Vitaman Bz misalnya terdapat dalam sayur-sayuran yang hijau dan padi-padian.
Vitamin B3 (Niacin)
Niacin sangat penting bagi para atlet karena niacin mampu melebarkan pembuluh-pembuluh darah dan memperbaiki transport oksigen (O) ke dalam badan. Juga niacin membantu enzim memecahkan karbohidrat pada beberapa tahap di dalam badan untuk membentuk energi. Sumber niacin antara lain daging, ikan, daging ayam, dan kacang tanah.
Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
Sering pula disebut vitamin antistress. Vitamin B5 mempunyai kemampuan untuk mempertahankan kelenjar adrenalin agar tetap kuat. Kelenjar ini menghasilkan kortison dan senyawa steroid yang lain yang mengatur banyak macam fungsi metabolisme dan dapat menjaga kemampuan badan melawan stres. Stres yang sederhana, seperti misalnya latihan olahraga menggunakan asam pantotenat dalam jumlah yang besar. Dari penelitian, vitamin B5 ini sangat erat hubungannya dengan daya tahan (endurance) dan ketahanan tubuh pada udara dingin. Sumber vitamin B5 antara lain : Jeroan, Kuning telur, biji bunga matahari.
Vitamin B6
Sangat penting dalam perubahan glikogen dalam hati dan otot menjadi energi. Juga membentuk enzim yang megatur asxecbse dan penggunaan asam amino, komponen dari protein. Makin banyak protein yang kita makan, makin banyak pula kebutuhan akan Vitamin B6. Perlu diingat banyak obat­-obat Steroid meusal B6. Makanan yang banyak mengandung vitamin B6 antara lain : Hati, Daging ayam, Ikan, Padi-padian, kacang-kacangan mentah, Pisang.

c.  Vitamin C
Dari penelitian ternyata, atiet yang dalam makanannya kurang vitamin C lebih cepat mengalami kelemahan dibanding yang tidak mengalami kekurangan vitamin C.
Vitamin C membantu otot-otot menggunakan asam lemak sebagai sumber energi. Oleh karena itu vitamin inipun membantu penghematan penggunaan glikogen dan berarti mempertinggi daya tahan (endurance). Selain itu, vitamin C menghemat pembentukan asam laktat dalam otot yang dapat menyebabkan kelelahan.
Vitamin C juga membantu badan menggunakan oksigen, dan pada waktu yang sama melindungi vitamin-vitamin yang lain dari efek yang merugikan dari oksigenisasi. Juga membantuk absorbsi zat besi, suatu mineral yang berguna pada pembentukan energi.
Fungsi primer dari vitamin C adalah sebagai partnerbiokemis pada pembentukan dan pemeliharaan jaringan kolagen. Kolagen meningkat otot-otot, tendo, ligamen tulang-tulang dan organ-organ lain di seluruh badan, dan memberikan kekuatan serta bentuk pada bagian badan itu.
Vitamin C, karena erat hubungannya dengan kolagen, maka dapat membantu mempercepat penyembuhan cedera olahraga. Seperti halnya asam pantotenat, vitamin C juga ikut membantu fungsi kelenjar adrenalin dan melindunginya terhadap stres.
Tetapi, stres dapat dengan cepat menghilangkan suplai vitamin yang larut dalam air. Demikian juga steroid, aspirin dan juga merokok. Orang-orang yang aktif bergerak harus selalu mempunyai cadangan Vitamin C yang cukup. Sumber yang baik dari vitamin C adalah buah yang segar dan sayuran.
Dari hasil penelitian, ternyata vitamin C dalam bentuk al ami, misalnya dalam bentuk orange juice, jauh lebih baik dari pada bentuk sintetiknya.
Kebutuhan akan vitamin C paling tinggi adalah pada penampilan yang memerlukan daya tahan (endurance) pada temperatur tinggi. Karena vitamin ini tak dapat disimpan di dalam badan, maka penggunaannya yang cukup secara teratur sangat diperlukan.

d.  Vitamin E
Vitamin E mempertinggi fungsi kordivaskuler (Jantung dan peredaran darah) dan menyebabkan pembuluh-pembuluh darah yang kecil itu mengembang. Dengan demikian menaikkan suplai darah dan sari-sari makanan pada anggota gerak.
Vitamin E juga melindungi jaringan otot dan hubungannya dengan saraf dari proses oksigenisasi. Lagi pula dapat menyebabkan jaringan pada pada anggota gerak dapat menggunakan oksigen lebih sedikit, sehingga sangat membantu endurance. Faktor ini sangat penting artinya jika kegiatan olahraga dilakukan di tempat yang oksigennya tipis, yaitu tempat yang tinggi. Sumber vitamin E antara lain adalah : benih gandum, padi-padian, kedelai, kacang-kacangan.
Dari penelitian ternyata pula, vitamin E alami lebih banyak khasiatnya dari pada bentuk sintentiknya. Vitamin inipun berguna pula untuk mencegah kerusakan-kerusakan pada pembuluh darah akibat usia tua. Jadi perlu bagi yang telah berusia lanjut untuk menghambat penurunan penampilannya.
e.  Vitamin D dan Vitamin K
Vitamin D dan vitamin K, menurut hasil penelitian ternyata tidak mempunyai pengaruh pada kapasitas penampilan. Dari hasil penelitian itu ternyata pula bahwa kapasitas penampilan tidak tergantung dari hanya satu macam vitamin saja tetapi dari kerjasama dari berbagai macam vitamin, terutama vitamin-vitamin A, BV B2, B6, C dan E, dalam suatu jumlah tertentu.
Dosis yang berlebihan untuk vitamin yang larut dalam lemak akan menganggu perimbangan vitamin di dalam tubuh. Ini akhirnya akan mengurangi kapasitas penampilan. Jadi vitamin yang diberikan dalam bentuk multivitamin untuk latihan olahraga yang khas lebih baik daripada satu macam vitamin saja dalam dosis tinggi.
Catatan : Meningkatnya kebutuhan tubuh akan vitamin tidak saja terjadi pada kerja fisik yang berat (olahraga) tetapi juga terjadi pada masa pertumbuhan, hamil, menyusui, haid, stres dan pada penyakit-penyakit yang disertai peningkatan metabolisme.
f. Meneral-Mineral:
Kalsium:
Mineral ini merupakan bahan terbanyak pada tulang dan gigi, dan juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam memacu aktivitas neuromuskuler (saraf otot). Memompanya jantung dan paru­paru Anda, lengan dan kaki, semuanya tergantung pada kalsium dan magnesium. Melalui proses elektrokemis yang kompleks, kalsium memacu kontraksi otot, sedang magnesium menyebabkan otot mengendor. Sumber kalsium yang baik antara lain adalah: susu, keju dan selada.
Fosfor:
Setelah kalsium, mineral ini juga banyak terdapat di dalam badan. Berperan pada hampir semua kegiatan reaksi metabol isme, term asuk penggunaan karbohidrat, lemak dan protein untuk pertumbuhan. Juga memelihara dan memperbaiki sel-sel. Senyawa dari fosfor, Adenosine Triphosphate (ATP), sangat penting artinya dalam perubahan glikogen menjadi energi dan juga pada kontraksi otot. Makanan yang banyak mengandung protein juga banyak mengandung fosfor.
Magnesium:
Menurut penelitian Dr. Kenneth Cooper, magnesium mudah terbawa oleh keringat pada waktu latihan olahraga. Keluarnya magnesium dari badan menyebabkan rasa capai atau lelah, mesipun pada atlet yang kondisinya baik sekali. Kekurangan magnesium dapat menyebabkan spasme otot, kejang dan tremor (bergetar). Sumber magnesium yang baik antara lain: Sayuran yang hijau, kedelai, jagung, apel, biji-bijian dan kacang-kacangan yang mentah.
Sodium dan Potassium (Na & K)
Kedua mineral yang penting ini menciptakan suatu perimbangan elektrokemis di dalam dan di luar sel-sel yang memungkinkan terjadinya transmisi dari impuls sistema saraf. Aktivitas otot sangat tergantung pada perimbangan yang baik. Kekurangan mineral ini dapat menyebabkan kejang-kejang dan melemahnya aktivitas otot. Penggantian hilangnya potassium melalui keringat lebih penting dari pada penggantian sodium bagi para atlet, sebab hampir setiap bahan makanan alamiah mengandung sodium. Potassium terdapat pada sayur-sayuran yang hijau,pisang, jaruk, buah-buahan yang dikeringkan dan lain-lainnya.
Zat Besi:
Zat besi adalah komponen yang esensial dari haemoglobin. Haemoglobin terdapat dalam butir darah merah dan berfungsi sebagai pengangkut oksigen ke jaringan-jaringan. Zat Besi juga merupakan bagian dari myoglobin, suatu substansi yang terdapat di otot-otot yang menyimpan oksigen (O)untuk reaksi kimia yang terjadi pada kontraksi otot. Zat besi ini terutama sangat penting artinya pada wanita, dan juga untuk semua atlet dalam olahraga daya tahan (endurance).
Dari penelitan-penelitian ternyata, kebanyakan para atlet wanita dan sebagian atlet pria mengalami kekurangan zat besi yang nonanemik, sehingga sukar untuk memperbaiki penampilannya. Para pelari nampaknya kurang efisien mengabsorbasi zat besi dari makanannya. Apalagi, zat besi mudah hilang melalui keringat. Gejala dari kekurangan zat besi ini adalah cepat lelah dan lambat masa pemulihannya. Kopi dan teh, yang biasanya dihidangkan setelah selesai makan, ternyata mengurangi obsorbsi zat besi. Sumber zat besi antara lain: hati, tiram, kismis dan lain-lainnya.
Seng (Zn):
Adalah mineral esensial, yang banyak berperan pada pencernaan dan metabolisme. Penggunaan vitamin A dan B kompleks di dalam b dan sangat tergantung pada adanya persediaan Zn. Juga sangat penting pada pertumbuhan sel dan penyembuhan. Sumber yang baik dari Zn adalah telur dan tiram.

8. Doping:
Kata doping berasal dari kata Inggris dope yang sebenarnya berarti buah kental, tetapi dalam bahasa sehari-hari diartikan sebagai obat pemabuk atau obat penggalak. Komite Menteri-manteri Dewan Eropa dalam tahun 1967 menyusun istilah doping dalam olahraga: "Doping ialah pernberian kepada seseorang, bahan-bahan yang asing bagi organisme maupun bahan-bahan fisiologik dalam jumlah abnormal atau melalui jalan abnormal atau pemakaian bahan tersebut oleh seseorang dengan cara apapun yang bertujuan tunggal untuk secara buatan dan tidak jujur mempengaruhi prestasinya pada keikutsertaannya dalam suatu pertandingan".
Kemudian ada yang memakai doping darah, yaitu pemberian darah sendiri yang diambil beberapa minggu sebelum bertanding dengan maksud meningkatkan daya darah untuk mengangkut oksigen (O). Cara baru ini juga telah dilarang oleh Konite Olimpiade Internasional (IOC).
 Pada prinsipnya obat-obat yang dipakai doping dapat merugikan para olahragawan kuena mempengaruhi fungsi tubuh secara tidak menguntungkan dan dalam hal olahraga yang memerlukan ketahanan, obat itu menekan rasa nyeri dan capai yang karena merupakan isyarat peringatan alamiah, dan berfungsi sebagai pelindung. Dengan demikian organ-organ dan fungsi-fungsinya (jantung, peredaran darah, suhu tubuh, susunan saraf pusat, jaringan otot) mungkin mengalami beban yang tidak layak dan atau menjadi tidak teratur dan mungkin timbul bahaya terhadap kesehatan.
Adapun olahraga yang membutuhkan kekuatan adalah angkat besi dan beberapa nomor atletit seperti tolak peluru, lempar cakram, lempar lembing dan lain-lain. Dan untuk menambah kekuatan secara buatan, para olahragawan macam ini umumnya memakai steroid anabolik.
Dengan demikian jelas bahwa penggunaan doping kerugiannya lebih banyak daripada keuntungannya, bahkan dapat membahayakan jiwa pemakai. Yang lebih penting lagi dari semua itu, dengan menggunakan doping berarti sifat sportivitas yang diperlukan dalam olahraga hilang. Oleh karena itu, sudah seharusnya kalau penggunaan doping dilarang.
REFERENSI

1.    Anderson B., (1980), Stretching, USA: Shelter Publication Colifortua.
2.    Mirkin G., (1984), The Sport Midicive Book; USA: Little, Brown and Company Boston.
3.    Moeloek D.,TjokronegoroA., Kesehatan Dan Olahraga, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
4.    Sumasardjuno. S., (1986), Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga, Jakarta: P.T. Gramedia.
5.    ----------------------, (1987), Petunjuk Praktis Kesehatan Olahraga, Jakarta. Pustaka KGU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar