PENINGKATAN
PEMBELAJARAN SERVIS ATAS
BOLA
VOLI MELALUI PENDEKATAN “ARIES” PADA
SISWA KELAS X-8 SMAN 1 YOGYAKARTA
Activce learning, Realistic, Inovatif, Efektif dan Smile-Menyenangkan (ARIES) pada siswa kelas X-8 SMAN 1 Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri
dari siklus I dan siklus II. Subyek penelitian adalah siswa kelas X-8 SMAN
1 Yogyakarta yang berjumlah 32 siswa. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan observasi, angket, dan tes hasil belajar
servis atas bolavoli. Teknik analisis data menggunakan analisis kuantitatif.
Dari hasil penelitian diketahui setiap siklus, menunjukkan bahwa hasil observasi, angket dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran servis atas bolavoli selalu ada peningkatan yang baik.
Besarnya persentase yaitu peningkatan awal pertemuan sebelum diberi tindakan ke
siklus 1 terjadi peningkatan 26,49 %, peningkatan dari siklus I ke siklus II
sebesar 14,04 %, dan peningkatan dari awal sampai ke siklus II sebesar 44,4 %.
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil rata-rata (mean) yaitu sebelum diberi “ARIES”
diperoleh rata-rata 53,17, pada siklus I diperoleh 67,29 dan pada siklus II
diperoleh 76,71.
Kata Kunci : Servis Atas Bolavoli, Pendekatan “ARIES”
*Aris Priyanto Guru SMAN 1 Yogyakarta
Sesuai dengan SK-KD,
dalam pemetaan materi pembelajaran Penjasorkes di SMAN 1 Yogyakarta, permainan
bolavoli diberikan pada siswa kelas X semester 1, dengan pokok bahasan servis
tangan atas. Permainan bolavoli merupakan aktivitas kelompok, kemampuan suatu
regu bolavoli ditentukan oleh keterampilan teknik dasar yang dimiliki oleh
setiap anggota regu dalam melakukan fungsinya masing-masing. Seperti dalam
cabang olahraga lainnya, kunci keberhasilan untuk menjadi seorang pemain yang
baik adalah dengan mempelajari teknik permainan yang benar sejak dini.
Agar standar kompetensi pembelajaran servis atas dapat
terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana yang ada
dalam kompetensi dasar, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Untuk itu perlu adanya pendekatan,
variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran. Salah satu pendekatan yang
disesuaikan dengan perkembangan dan karakteristik anak SMA yang sedang mencari
jati diri, suka tantangan dan suka bermain dengan tidak melupakan tujuan dari
pembelajaran adalah melalui pendekatan pembelajaran Aktive learning, Realistic,
Inovatif, Efektif, Smile (ARIES).
Bertolak dari hal tersebut maka peneliti menggunakan
pendekatan ARIES dalam pembelajaran servis atas, karena pendekatan ini dirasa
sangat mudah, murah, menyenangkan dan ringan untuk dipelajari. Sehingga
peneliti merasa dengan pendekatan ini akan dapat lebih efisien dalam upaya meningkatkan pembelajaran servis atas bolavoli.
Selain itu, pendekatan ARIES belum pernah digunakan dalam pembelajaran servis
atas di SMAN 1 Yogyakarta dan juga belum pernah digunakan untuk meneliti
peningkatan hasil pembelajaran servis atas siswa kelas X, khususnya untuk siswa
kelas X-8 SMAN 1 Yogyakarta. Maka dengan pendekatan ARIES tersebut akan
memberikan kesempatan siswa untuk mengoreksi kesalahan yang telah dilakukan
dalam melakukan servis atas bolavoli.
Menurut Rombepajung (1988: 25)
pembelajaran adalah pemerolehan suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu
keterampilan melalui pelajaran, pengalaman atau pengajaran.
Pembelajaran
sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas
berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat
meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran.
Dalam pembelajaran guru harus memahami materi
pelajaran yang diajarkan sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir siswa dan memahami barbagai model pembelajaran yang dapat
merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencaan pengajaran yang
matang oleh guru. Oleh sebab itu diperlukan adanya teori pembelajaran yang akan
menjelaskan asas-asas untuk merancang pembelajaran yang efektif di kelas.
Menurut
M. Yunus (1992:1) bahwa permainan bolavoli pada dasarnya adalah permainan tim
atau regu, sebagai aturan dasar, bola boleh dipantulkan dengan seluruh anggota
badan. Aturan dasar lainnya, bola boleh dimainkan/dipantulkan dengan temannya
secara bergantian tiga kali berturut-turut sebelum di seberangkan ke daerah
lawan. Pada awalnya ide dasar permainan bola voli adalah memasukan bola ke
daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha
memenangkan permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan. Memvoli artinya
memainkan/memantulkan bola sebelum bola jatuh atau sebelum menyentuh lantai. Saat
ini permainan bola voli yang digunakan sudah mengacu pada peraturan
internasional, bahwa permainan bola voli adalah olahraga beregu, dimainkan dua
regu disetiap lapangan dengan dipisahkan oleh net. Tujuan dari permainan ini
adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai daerah
lawan dan mencegah agar bola yang sama (dilewatkan) tidak tersentuh lantai
dalam lapangan sendiri. Di setiap regu bola dapat dimainkan tiga kali pantulan
untuk dikembalikan bola itu (kecuali dalam perkenaan bendungan). Permainan bola
di udara (rally) berlangsung secara teratur sampai bola tersebut tersentuh
lantai atau bola keluar atau satu regu mengembalikan bola secara sempurna dan
pukulan bola oleh server melewati di atas net ke daerah lawan.
Service atas
atau sering disebut overhead floater merupakan
salah satu servis yang ada dalam permainan bola voli. Menurut Viera (2000:27) overhead floater adalah pukulan
mengambang, karena bola yang dipukul bergerak ke kiri ke kanan dan ke atas ke
bawah pada saat melintasi net. Hal ini terjadi karena bola dipukul tanpa
berputar.
Menurut Viera (2000:31), cara melakukan servis atas ada
tiga tahapan yaitu:
a. Persiapan: 1) Kaki dalam posisi melangkah
dengan santai, 2) Berat badan terbagi seimbang, 3) Bahu sejajar, 4) Kaki dan
tangan yang tidak memukul berada di depan, 5) Gunakan telapak tangan terbuka,
6) Pandangan ke arah bola
b. Eksekusi: 1) Pukul bola di depan bahu lengan
yang memukul, 2) Pukul bola tanpa atau dengan sedikit spin, 3) Pukul bola
dengan satu tangan, 4) Pukul bola dengan dengan kekuatan tangan, 5) Ayunkan
lengan ke bawah dengan siku ke atas,6) Letakkan tangan di dekat telinga, 7) Pukul
bola dengan tumit telapak tangan terbuka, 8) Pertahankan lengan dengan posisi
menjangkau sejauh mungkin, 9) Awasi bola
pada saat hendak memukul, 10) Pindahkan berat badan ke depan
c. Gerak lanjutan: 1) Teruskan pemindahan berat
badan ke depan, 2) Jatuhkan lengan
dengan perlahan sebagai lanjutan, 3) Bergerak melangkah ke lapangan

4.
Pendekatan Pembelajaran Aktif learning, Realistic,
Inovatif, Efektif dan Smile-Menyenangkan (ARIES)
Pendekatan ARIES bertujuan untuk menciptakan suatu
lingkungan belajar yang lebih melengkapi siswa dengan
keterampilan-keterampilan, pengetahuan dan sikap bagi kehidupan kelak. Aktif diartikan siswa maupun guru berinteraksi untuk
menunjang pembelajaran anak didik. Dengan memberikan kesempatan siswa aktif
akan mendorong kreativitas siswa dalam belajar agar mampu memecahkan masalah
terutama dalam latihan servis atas.
Realistic diartikan memahami kemampuan siswa, mengoptimalkan
alat dan fasilitas yang ada, memanfaatkan teknologi dan guru yang ada. Inovatif diartikan guru memberikan
variasi dalam kegiatan belajar mengajar dan membuat alat bantu belajar, bahkan
menciptakan teknik-teknik mengajar tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan
siswa dan tujuan belajarnya. Efektif
yang diartikan sebagai ketercapaian suatu tujuan (kompetensi) merupakan pijakan
utama suatu rancangan pembelajaran.
Smile-Menyenangkan diartikan sebagai suasana belajar
mengajar yang “hidup”, semarak, terkondisi untuk terus berlanjut, ekspresif dan
mendorong pemusatan perhatian siswa terhadap belajar. Agar menyenangkan
diperlukan afirmasi
(penguatan/penegasan), memberi pengakuan dan merayakan kerja kerasnya dengan
tepuk tangan, poster umum, catatan pribadi atau saling menghargai. Kegiatan
belajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan harus tetap bersandar pada tujuan
atau kompetensi yang akan dicapai.
Dari pengertian ARIES di atas dapat disimpulkan bahwa
jika suasana belajar yang aktif, realistic,
inovatif, efektif dan smile-menyenangkan
terjadi, maka akan mendorong siswa untuk menyenangi dan memotivasi mereka untuk
terus belajar. Berdasarkan hal tersebut, untuk membuat siswa menyenangi
pembelajaran maka guru harus membuat suasana yang menyenangkan dalam dalam
pembelajaran servis atas siswa kelas X-8 SMAN 1 Yogyakarta.
Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research), Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Kemmis dan Taggart yang mempunyai desain penelitian sebagai berikut :

Penelitian
ini dilaksanakan di SMAN 1 Yogyakarta Semester I tahun pelajaran 2012/2013.
Penelitian yang dilaksanakan dalam dua siklus ini akan mengaplikasikan
pembelajaran dengan pokok permasalahan bagaimana cara meningkatkan pembelajaran
penguasaan teknik dasar servis atas dengan menggunakan pendekatan ARIES.
Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas X-8 SMAN 1 Yogyakarta dengan jumlah siswa 32.
Penelitian ini dilaksanakan oleh tiga orang guru pendidikan jasmani yaitu dua
orang mitra peneliti dalam hal berperan sebagai observer atau pengamat selama
pembelajaran berlangsung.
Variabel
dalam penelitian ini adalah peningkatan pembelajaran servis atas melalui
Pendekatan Aktif learning, Realistic, Inovatif, Efektif dan Smile-Menyenangkan
(ARIES), yaitu suatu pembelajaran servis atas melalui pendekatan ARIES yang
dilakukan dalam bentuk bermain serta kompetisi yang diukur melalui pengamatan
dan angket terhadap siswa.
Pendekatan
ARIES dalam pembelajaran adalah guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa
yang menyenangkan, sehingga siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran, serta
mengutamakan kreatifitas guru dalam menyampaikan pembelajaran dan efektivitas
pembelajaran yang diberikan siswa sehingga hasil pembelajaran dan tujuan dari
pembelajaran tercapai. Diharapkan dengan pembelajaran tersebut dapat mencapai
tujuan akhir dari pembelajaran yaitu peningkatan pembelajaran servis atas
dengan adanya perubahan yang positif.
Dalam
penelitian ini menggunakan model yang didasarkan atas konsep pokok bahwa
penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan
langkah satu putaran siklus, komponen tersebut yaitu (Pardjono, dkk, 2007:32-30):
1. Perencanaan atau Planning, yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana,
oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
2. Tindakan atau Acting, yang implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam
kancah, yakni mengenakan tindakan di kelas.
3. Pengamatan atau Observasing, yaitu pelaksanaan
pengamatan oleh pengamatan.
4. Refleksi atau Reflekting, yaitu kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.
Hubungan dari empat komponen tersebut menunjukkan satu
putaran siklus atau kegiatan berkelanjutan. Adapun penjelasan lebih rinci
persiklus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Siklus I
a.
Perencanaan:
Penentuan waktu tindakan kelas, Penentuan
tindakan yang akan diberikan (game dan materi), Membuat RP (Rencana Pembelajaran), Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, Mempersiapkan lembar pengamatan dan
petunjuk kegiatan
b. Pelaksanaan
1) Pendahuluan: Siswa
dibariskan, dihitung, dipimpin berdoa. Apersepsi.
Memberikan contoh-contoh pemanasan dan mengawasi
2) Kegiatan Inti
a)
Pertemua Pertama
Permainan 1: Memukul bola yang digantungkan 

Tujuan latihan permainan pertama adalah untuk pembelajaran
gerakan tangan memukul bola pada servis atas.
b) Pertemuan Pertama Permainan 2: Menjatuhkan
kotak kardus

Tujuan
untuk pembelajaran ayunan tangan dalam pengenalan servis atas.
c) Pertemuan Kedua Permainan
1: Permainan “Ikuti Bola” 

Tujuan untuk melatih gerakan perkenaan pukulan servis
atas dan membiasakan mengikuti arah bola setelah memukul.
d) Pertemuan Kedua Permainan 2: Permainan servis
atas

Tujuan
mempersiapkan siswa mampu memukul bola voli melewati net.
e) Teknik Servis Atas menggunakan
bola mengenai sasaran net.

Masing-masing siswa dalam setiap
kelompok melakukan pukulan servis atas sebanyak lima kali dengan sasaran
mengenai net seperti pada gambar 4 dan setiap pukulan sah mengenai sasaran
diberi nilai 2.

Tujuan
teknik tahap ini agar siswa mampu dan berani melakukan pukulan servis atas
dengan benar, lurus dan tepat pada sasaran.
3) Penutup: Siswa dibariskan, dihitung,
evaluasi, berdo’a dan dibubarkan.
c. Pengamatan: Pengamatan pelaksanaan
pembelajaran pada waktu pelaksanaan kegiatan. Pengisian lembar observasi. Mendokumentasikan
pembelajaran.
d. Refleksi: Setelah pelaksanaan PTK selesai
peneliti mengamati hasil yang telah disusun dan menganalisa data yang telah
diperoleh dari lembar observasi, masukan dari teman sejawat (critical friend). Refleksi ini dilakukan
untuk menilai tindakan yang akan diberikan. Selanjutnya mengadakan evaluasi
tentang PTK, dengan cara diskusi tentang masalah yang muncul dalam pembelajaran.
2.
Siklus II
a.
Perencanaan: Berdiskusi dengan teman sejawat dan
guru penjas mengenai pembelajaran yang akan diberikan dalam siklus II. Penentuan
tindakan yang akan diberikan (game dan materi). Membuat RP (Rencana
Pembelajaran). Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Mempersiapkan
lembar pengamatan dan petunjuk kegiatan.
b. Pelaksanaan
1) Pendahuluan: Siswa
dibariskan, dihitung, dipimpin berdoa. Apersepsi. Memberikan contoh-contoh
pemanasan dan mengawasi
2) Kegiatan inti

Tujuan
latihan permainan pertama adalah untuk pembelajaran gerakan tangan melambungkan
bola pada servis atas.
a) Permainan kedua

Tujuan
dari permainan ini adalah untuk memberikan rasa senang, percaya diri,
keberanian dan bersaing dalam penguasaan servis atas dan supaya siswa
membiasakan diri terhadap bola dan lapangan permainan.
b) Teknik servis atas menggunakan
bola voli.
Masing-masing
siswa dalam setiap kelompok melakukan pukulan servis atas sebanyak lima kali
dengan sasaran mengenai net seperti pada gambar 4 dan setiap pukulan sah
mengenai sasaran diberi nilai 2.
Tujuan teknik tahap ini siswa biar mampu dan berani
melakukan pukulan servis atas dengan benar, lurus dan tepat pada sasaran.
3) Penutup
Siswa dibariskan, dihitung,
evaluasi, berdoa dan dibubarkan
c. Pengamatan
1) Pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada
waktu pelaksanaan kegiatan
2) Pengisian lembar observasi
d. Refleksi
Refleksi siklus II digunakan
untuk membedakan hasil siklus I dengan siklus II, hal ini kaitannya dengan
partisipasi siswa, selain itu juga mengetahui hasil pembelajaran. Hasil
pembelajaran dilakukan tes unjuk kerja, sedangkan partisipasi siswa dengan
lembar pengamatan (angket) yang diberikan kepada siswa.
Data yang diperlukan dalam penelitian
tindakan kelas ini berupa catatan tentang hasil amatan. Hasil amatan tersebut
dikumpulkan melalui pengamatan (data observasi), lembar angket dan hasil tes
siswa. Pengisian angket dilakukan untuk menilai pembelajaran yang diberikan
siswa. Pengisian angket terhadap siswa dilaksanakan pada akhir siklus, setelah
tindakan selesai.
Data
dalam penelitian ini berupa data-data dalam bentuk lembar observasi dan tes
hasil belajar: 1. Analisis data hasil tes siswa 2. Hasil tes yang dilaksanakan
pada akhir pertemuan dihitung nilai rata-rata, kemudian dikategorikan dalam
batas-batas penilaian yang didasarkan pada ketuntasan siswa terhadap materi pelajaran
yang diberikan 3. Analisis data lembar observasi dan angket. Hasil observasi
dan angket yang dilaksanakan pada akhir pertemuan atau pada waktu akhir
pembelajaran siklus, kemudian data disajikan secara deskriptif pada hasil
penelitian.
Penelitian ini
dilaksanakan di SMAN 1
Yogyakarta. Perlakukan tindakan
kelas siklus I dilaksanakan 06 dan 13 September 2012, siklus II tanggal 20 dan
27 September 2012. Pengambilan data siklus I dilaksanakan pada tanggal 13
September 2012 dan siklus II pada tanggal 27 September 2012. Subjek penelitian
ini adalah siswa kelas X-8 SMAN 1 Yogyakarta yang berjumlah 32 anak.
Hasil penelitian diawali dengan peneliti
melakukan observasi terhadap proses pembelajaran pendidikan jasmani servis atas
bolavoli pada siswa kelas X-8 SMAN 1 Yogyakarta, dalam observasi tersebut
ditemukan bahwa hasil proses pembelajaran dalam bentuk kwantitatif masih belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan juga ketuntasan secara klasikal.
Berdasarkan hasil nilai awal siswa hanya 25 % (8 anak) dari 32 anak yang
memperoleh ketuntasan minimal dalam pembelajaran servis atas.
Untuk mengatasi hal tersebut selanjutnya
peneliti melakukan upaya peningkatan pembelajaran servis atas bolavoli dengan
pendekatan ARIES pada siswa siswa kelas X-8 SMAN 1 Yogyakarta yang dilakukan 2
siklus dengan 2 kali pertemuan setiap siklusnya. Pada akhir setiap pertemuan
selalu dilakukan evaluasi pembelajaran servis atas bolavoli
Secara keseluruhan untuk peningkatan nilai
hasil pembelajaran servis atas bolavoli dapat dilihat pada diagram di bawah
ini:

Pelaksanaan
|
Nilai
|
Peningkatan
(%)
|
Awal
|
56,94
|
-
|
Awal - Siklus 1
|
74,54
|
26,93
|
Siklus 1 - Siklus 2
|
81,48
|
10,65
|
Awal – Siklus 2
|
81,48
|
40,45
|
Berdasarkan
hasil tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa dari awal pertemuan sebelum
diberi tindakan ke siklus 1 terjadi peningkatan sebesar 26,93 %, peningkatan
dari siklus I ke siklus II sebesar 10,65 %, dan peningkatan dari awal sampai ke
siklus II sebesar 40,45 %.
Berdasarkan
penelitian dan hasil analisis yang telah dilakukan oleh kolabolator dan
peneliti diperoleh kesimpulan bahwa besarnya peningkatan yaitu awal pertemuan
sebelum diberi tindakan ke siklus 1 terjadi peningkatan 26,93 %, peningkatan
dari siklus I ke siklus II sebesar 10,65 %, dan peningkatan dari awal sampai ke
siklus II sebesar 40,45 %. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil rata-rata
(mean) yaitu sebelum diberi pendekatan ARIES diperoleh rata-rata 56,94, pada
siklus I diperoleh 72,32 dan pada siklus II diperoleh 79,98.
Dari hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa servis atas bolavoli siswa kelas X-8 SMAN 1
Yogyakarta mengalami peningkatan,
sehingga sebagai guru untuk meningkatkan proses pembelajaran yang baik perlu
memberikan variasi pembelajaran (metode, strategi, atau pendekatan
pembelajaran) agar hasil pembelajaran siswa meningkat dan siswa tertarik atau
menyenangi olahraga yang diajarkan guru.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, N, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matermatika SD. Jakarta: Ditjen
Pendidikan Tinggi.
Anni, Catharina Tri, dkk. 2006. Psikologi
Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES
Beutelstahl, Dieter. 2007. Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: Pionir Jaya
Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta:
BPP Pusat Kurikulum.
Djumidar, Mochammad. 2004. Gerakan-Gerakan Dasar Atletik Dalam Bermain.
Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Krismanto, Al. 2003. “Beberapa Teknik, Model
dan Strategi Dalam Pembelajaran Matematika”.
Makalah. Disampaikan dalam rangka pelatihan pengembangan SMU 20 Juli s.d.
10 Agustus 2003. Depdiknas, Ditjen Dikdasmen PPG Yogyakarta.
Moch. Slamet. 2008. Panduan Pengajaran Mikro Tahun 2008. UNY: UPPL.
Pardjono, dkk. 2007. Panduan Penelitian
Tindakan Kelas. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lemlit Universitas Negeri Yogyakarta.
Program MBE. 2006. Asyik Belajar dengan PAKEM: Matematika. Jakarta: Program MBE
bekerjasama dengan USAID.
PP. PBVSI. 1995. Jenis-jenis Permainan Bola Voli. Jakarta: PBVSI.
Rukmana, Kamil. 1990. Minivoli. Jakarta: PBVSI.
Tim Pengembang KBK Penjas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi
untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelajaran: Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.
Viera, Barbara L. 2000. Bola Voli (Tingkat
Pemula) diterjemahkan oleh Monti. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar